Permulaan itu kugaris bawahi dengan tebal. Pertemuan itu kucatat
berulang-ulang. Ada sesuatu yang belum kumiliki, sudah kusyukuri, namun
enggan kulepaskan. Entah kapan, sejarah kita bisa dideklarasikan di
depan seisi semesta. Entah kapan, aku bisa dengan lantang mengutarakan
bahwa kamulah satu-satunya. Bahwa kamulah yang aku cinta. Bahwa segala
sesuatunya terasa luar biasa, sesederhana ketika kamu ada. Namun, sejak
bertemu denganmu pemikiranku berubah seratus delapan puluh derajat. Ada
hati yang semakin dewasa, semakin mengerti, semakin paham untuk mengolah
cinta. Ada hati yang lebih tegar, lebih mempercayai bahwa Tuhan lebih
ahli merencanakan segala sesuatunya. Ada hati yang libur panjang untuk
bersedih dan ada hati yang sudah tak pernah ingin khawatir terhadap
apapun. Karena ia percaya, segalanya akan baik-baik saja.
Aku bermimpi memiliki satu hari yang tak pernah habis kunikmati bersamamu. Satu hari yang tak pernah selesai. Satu hari yang mengandeng hari-hari lain untuk mengikat kita dalam doa. Menjaga kita dari kecewa. Menghindarkan kita dari luka. Satu hari yang membebaskan segala rasa takut. Karena bersamamu, itulah inginku. Mulailah terus mengirimkan bahagia, ciptakanlah hal-hal manis agar kepalaku tak bosan mengingatnya. Mulailah jadi yang pertama melakukan segalanya untukku dan yang terakhir yang takkan melepaskanku. Mulailah segalanya tanpa sebuah akhir. Mulailah di waktu yang tepat, di detik yang Tuhan ijinkan. Aku akan menunggu, jikalau kamu memperbolehkannya.
Aku memelukmu dalam doa
Aku bermimpi memiliki satu hari yang tak pernah habis kunikmati bersamamu. Satu hari yang tak pernah selesai. Satu hari yang mengandeng hari-hari lain untuk mengikat kita dalam doa. Menjaga kita dari kecewa. Menghindarkan kita dari luka. Satu hari yang membebaskan segala rasa takut. Karena bersamamu, itulah inginku. Mulailah terus mengirimkan bahagia, ciptakanlah hal-hal manis agar kepalaku tak bosan mengingatnya. Mulailah jadi yang pertama melakukan segalanya untukku dan yang terakhir yang takkan melepaskanku. Mulailah segalanya tanpa sebuah akhir. Mulailah di waktu yang tepat, di detik yang Tuhan ijinkan. Aku akan menunggu, jikalau kamu memperbolehkannya.
Aku memelukmu dalam doa
No comments:
Post a Comment