Saturday, May 10, 2014

Aku percaya pada takdir yang mempertemukan kita pada satu kesempatan itu setelah jutaan kesempatan lain terlewatkan. Kesempatan yang kamu buat. Kesempatan yang aku amini. Membuatku bertanya-tanya hingga kini, bagaimana seandainya jika kamu tak membuat kesempatan itu untuk mungkin terjadi. Bagaimana seandainya aku tak lantas mengamini kesempatan itu agar benar-benar terjadi. Di sana lah takdir campur tangan. Takdir lah yang mempertemukan kita.
Aku sungguh percaya pada takdir. Takdir yang terus meronce satu demi satu dalam untaian detikan waktu. Waktuku, waktumu. Sehingga sejauh apapun kita mencoba memisahkan diri, seolah-olah kita adalah kutub magnet yang saling tarik menarik, kita pun berakhir bersama lagi.
Aku sungguh percaya pada takdir. Juga pada takdir yang memisahkan kita. Takdir yang menjadi dinding pemisah. Tinggi dan kokoh. Namun masih saja menyisakan jendela yang terkadang kita gunakan untuk tetap bertemu.
Aku percaya pada takdir.

No comments:

Post a Comment